Penipuan digital semakin berkembang pesat, dan salah satu bentuk kejahatan siber yang kini kian marak adalah love scamming. Modus ini memanfaatkan perasaan cinta dan kepercayaan korban untuk mendapatkan keuntungan finansial. Bahkan baru-baru ini, kasus love scamming kembali menjadi sorotan setelah menimpa staf media Presiden Prabowo Subianto, Kani Dwi Haryani, yang mengalami kerugian hingga Rp 48 juta.
Melihat maraknya kasus ini, penting bagi kita untuk memahami apa itu love scamming, bagaimana modusnya bekerja, serta cara melindungi diri agar tidak menjadi korban.
Love scamming, juga dikenal dengan istilah romance scam, adalah jenis penipuan yang dilakukan melalui platform online, seperti media sosial atau aplikasi kencan. Pelaku biasanya menyamar sebagai seseorang yang menarik, lalu membangun hubungan emosional dengan korban. Setelah kepercayaan terbentuk, pelaku mulai memanipulasi korban untuk mengirimkan uang, hadiah, atau informasi pribadi.
Dalam jurnal hukum dan laporan kasus cybercrime, love scamming dikategorikan sebagai penipuan berbasis kepercayaan yang berisiko tinggi. Modus ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga secara emosional dan psikologis, terutama bagi korban yang telah berharap pada hubungan yang dijanjikan.
Pelaku love scamming umumnya memiliki strategi yang terstruktur dan dilakukan dalam beberapa tahapan. Berikut ini pola umum yang sering digunakan dalam penipuan jenis ini:
Pelaku menciptakan persona palsu yang biasanya memiliki latar belakang yang meyakinkan, seperti pilot, tentara, dokter, atau profesional sukses lainnya. Foto-foto yang digunakan biasanya hasil curian dari akun orang lain atau stok gambar online.
Setelah berhasil menghubungi korban, pelaku akan mulai mendekati dengan cepat. Mereka kerap menggunakan kalimat romantis, memberi perhatian penuh, dan mengajak korban berkomitmen lebih dalam hanya dalam hitungan minggu atau bahkan hari.
Pelaku akan menyesuaikan cerita pribadi agar menyentuh sisi emosional korban. Mereka mungkin mengaku kesepian, baru bercerai, atau memiliki keluarga yang sakit. Tujuannya adalah agar korban merasa empati dan lebih mudah terbuka.
Setelah merasa hubungan cukup kuat, pelaku mulai mengutarakan masalah keuangan. Mereka akan meminta uang dengan dalih darurat, seperti untuk biaya operasi, tiket perjalanan, atau urusan keluarga. Permintaan ini disampaikan secara meyakinkan dan mendesak.
Setelah mendapat uang atau informasi berharga, pelaku akan memutus kontak secara tiba-tiba. Korban yang mencoba menghubungi tak lagi mendapat respons, dan identitas pelaku pun tak bisa dilacak.
Contoh nyata love scamming terjadi pada Kani Dwi Haryani, staf media Presiden Prabowo. Ia ditipu oleh seorang perempuan bernama MR (21) dari Banten, yang menyamar sebagai pria bernama Febrian dengan profesi pilot. Komunikasi dimulai dari Instagram sejak 2024, hingga akhirnya pelaku meminta uang untuk alasan keluarga. Kerugian mencapai Rp 48 juta sebelum pelaku akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian.
Pelaku love scamming dapat dijerat dengan berbagai pasal hukum di Indonesia, antara lain:
Agar terhindar dari penipuan cinta online, penting untuk mengenali ciri-ciri umumnya. Berikut ini beberapa tanda pelaku love scam:
Untuk menghindari menjadi korban love scam, lakukan langkah-langkah pencegahan berikut:
Apa itu love scamming? Ini adalah bentuk penipuan online berbasis kepercayaan dan cinta palsu, yang bertujuan memanipulasi korban secara emosional dan finansial. Di era digital seperti sekarang, kesadaran dan kehati-hatian menjadi kunci untuk melindungi diri dari kejahatan siber seperti ini.
Jangan mudah percaya pada hubungan yang berkembang terlalu cepat secara online. Tetap waspada, dan edukasikan orang-orang terdekat agar tidak menjadi korban love scamming berikutnya.
Baca Juga: Apa itu Aplikasi Saturn? Simak Penjelasan dan Fungsinya!